Minggu, 21 Agustus 2011

Kesenian Weleri dalam Seni Barongan


Seni Barong atau Barongan  atau Singo Barong, merupakan salah satu kesenian rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Kendal khusunya weleri 

Tari Barong dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari Singo Barong, yang mengambarkan keperkasaan dan kebuasan seekor singa raksasa. Biasanya berjumlah dua ekor yang mencerminkan sepasang jantan dan betina, kadang -kadang juga ditampilkan pula anak barongan. Satu barongan dimainkan oleh dua pemain, pemain depan memegang kepala yang berbentuk singa terbuat dari kayu dengan bersembunyi dibalik kain loreng-loreng menyerupai singa. Sedangkan pemain belakang bertindak sebagai ekor, dengan gerakan mengikuti pemain yang didepan.

Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu :

1.Bujangganong / Pujonggo Anom
2.Joko Lodro / Gendruwo
3.Pasukan berkuda / kuda lumping
4.Noyontoko
5.Untub.

Serta diiringin dengan gending -gending jawa dan tabuhan gamelan. Alur cerita bersumber dari hikayat panji. Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran.

Sama dengan Tarian kuda lumping, pertunjukan singo barong umumnya dipertunjukkan pada saat saat: hajatan; khitanan, sebagai penghibur bocah yang akan disunat dan para tamu; Acara Merti Desa ( semacam perayaan ulang tahun berdirinya desa); perayaan Hari kemerdekaan; menyambut tamu kehormatan dll.

Beberapa kelompok Kesenian tradisional Singo Barong yang konon adalah ciri khas weleri ada di Kendal misalnya : Group Ngudi Santoso Desa Sumbersari Kecamatan Ngampel; Wahyu Laras Budoyo Desa Tawang Gempol Sewu Rowosari; Marho Rukun Desa Taman Gede Kecamatan Gemuh; Group Rangkah Mudho Desa Puguh Pegandon; Group Kemangi Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung dan Group Purwo Budoyo Muda Taruna Kelurahan Langenharjo Kendal. Taruna Budhaya Mukti Desa Sidomukti KecamatanWeleri. Group Krido Singo Manggolo Desa Tejorejo Kec Ringinarum. Serta beberapa group yang tersebar diberbagai pelosok desa.

Profil Kecamatan Weleri


Sedikit akan kami ulas disini tentang Profil Kecamatan Weleri agar anda menambah pengetahuan anda tentang weleri

Alamat Kantor Camat Weleri:
Jl. Soekarno-Hatta No. 447 Weleri
Telp. (0294) 641447
E-mail: kec.weleri@kendalkab.go.id

LETAK GEOGRAFIS


Kecamatan Weleri terletak di jalur utama Pantai Utara Kabupaten Kendal, dengan batas- batas wilayah sebagai berikut :

Batas-batas Wilayah:

Sebelah Utara    : Kecamatan Rowosari
Sebelah Selatan : Kecamatan Pegeruyung
Sebelah Barat     : Kabupaten Batang
Sebelah Timur    : Kecamatan Rowosari/Kec. Gemuh

Jarak dari Ibukota Weleri ke beberapa kota:

Kota Provinsi Jawa Tengah       : 50 Km
Kota Kabupaten Kendal             : 18 Km
Kota Kecamatan Rowosari        : 4 Km
Kota Kecamatan Pageruyung     : 14 Km
Kota Kecamatan Grising            : 3 Km
Ketinggian Tanah:
Wilayah Bagian Utara merupakan daerah dataran pantai dengan ketinggian antara 0 - 5 meter diatas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian Selatan merupakan tanah hutan negara dengan ketinggian antara ± 10 meter dpl.
Jenis Tanah :
Latosol

Luas Wilayah Kecamatan Weleri sebesar : 30.29 Km2,
Berdasarkan penggunaanya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Luas Wilayah Kecamatan Weleri
 
- Banyaknya Hari Hujan Kecamatan Weleri pada Tahun 2006 - 2009:

Banyaknya Hari Hujan Tahun 2006 sebanyak  76  Hari Hujan. Pada Tahun 2007  Berjumlah 100  Hari Hujan. Pada Tahun 2008  jumlahnya 103  Hari Hujan. Dan Pada Tahun 2009  sejumlah 105 Hari Hujan.

- Banyaknya Curah Hujan Kecamatan Weleri pada Tahun 2006 - 2009 adalah :

Banyaknya curah hujan selama Tahun 2006  berjumlah 1,462 MM . Pada Tahun 2007  berjumlah 1,811 MM,  Pada Tahun 2008  berjumlah 2,152 MM.   Pada Tahun 2009  jumlahnya 855 MM.
Kependudukan

- Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kecamatan Weleri Dari Tahun 2007 - 2009 :

Jumlah penduduk  Tahun 2007 sebanyak  57,397 Orang,  terdiri dari  Laki-laki  sebanyak  28,293 Orang  dan Perempuan sebanyak 29,104 Orang
Jumlah penduduk  Tahun 2008 sebanyak   57,878 Orang,  terdiri dari  Laki-laki  sebanyak 28,433 Orang  dan Perempuan sebanyak 29,445 Orang
Jumlah penduduk  Tahun 2009 sebanyak  61,170 Orang,  terdiri dari  Laki-laki  sebanyak  30,181 Orang  dan Perempuan sebanyak 30,989  Orang


Kepadatan Penduduk Di Wilayah Kecamatan Weleri Dari Tahun 2007 - 2009 :


Kepadatan Penduduk Pada Tahun 2007 sebesar  1,895 Orang/Km², pada Tahun 2008 sebesar  1,911 Orang/Km² . Sedangkan Pada Tahun 2009 Ada 2,020 Orang/Km²
Perkembangan Jumlah Penduduk sebesar 1.04 pada tahun 2007 , 0.84 % pada tahun 2008 dan  5.69 %  Pada Tahun 2009.
Penduduk Menurut Kelompok Umur
Sumber : BPS Kabupaten Kendal

 Administratif 

Kecamatan Weleri merupakan wilayahperdesaan  terdiri dari 16 Desa, meliputi  49 Dusun/Dukuh   98 RW dan 405 RT.
No Desa Dusun/Dukuh Rukun Warga Rukun Tetangga
01 Sidomukti 6 7 42
02 Penyangkringan 4 17 60
03 Bumiayu 3 7 24
04 Manggungsari 3 9 22
05 Sumberagung 4 10 29
06 Ngasinan 1 3 10
07 Weleri 3 6 44
08 Nawangsari 0 3 24
09 Karangdowo 3 4 14
10 Penaruban 3 7 26
11 Sambongsari 5 6 27
12 Karanganom 4 4 19
13 Payung 2 2 8
14 Pucuksari 2 4 18
15 Taratemulyo 3 3 13
16 Montongsari 3 6 25
JUmlah 49 98 405


Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2009

Pemerintahan  Kecamatan Weleri

Visi Kecamatan Weleri
“ Terciptanya Pemerintahan yang Bersih, Amanah serta Pelayanan Prima “
Misi Kecamatan Weleri
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
2. Meningkatkan sumberdaya manusia
3. Meningkatkan tertib administrasi di segala bidang
4. Mendorong partisispasi masyarakat dalam pembangunan
   
SOT Kecamatan

Berdasarkan Perda Nomor : 22 Tahun 2007 tentang SOT Kecamatan sebagai pelaksana sebagian wewenang Bupati Kendal untuk menagani urusan Otonomi Daerah, Tupoksi Kecamatan meliputi : Penyelengaraan Bidang Pemerintahan, Pembangunan Kemasyarakatan, PKK, Fungsi Pelayanan Umum, Kesejahteraan Sosial dan Ketertiban Masyarakat ( Satpol PP ), serta kelompok jabatan Fungsional yang menyatu di Kantor Kecamatan ( Dinas/ Instansi )
 
Susunan Organisasi Kecamatan Weleri
1. Camat
2.Sekcam
- Ka. Subag Umum dan Kepegawaian
- Ka. Subag Perencanaan dan Keuangan
3. Kasi - Kasi
1. Pemerintahan
2. Pelayanan Umum
3. Kemasyarakatan Sosial/ Kesos
4. Keamanan dan Ketertiban ( Satpol PP )5. Pembangunan ( PMD )
4. Staf sejumlah 13 orang
5. Kelompok jabatan fungsional Kecamatan ( Dinas/ Instansi Kecamatan )
- PLKB, Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Statistik , Petugas Sosial Kecamatan dan Peternakan
6 Jajaran Dinas Instansi Kecamatan Weleri :
- Polsek
- Korami
- Puskesmas Weleri I dan II- Pasar Weleri I dan II
- Kantor Urusan Agama ( KUA )
- UPTD DIKPORA
- Bina Marga / PU dan Pengairan
- Pegadaian, BKK, BPD Capem Weleri, BRI
- PDAM, PLN,PJKA,Telkom,Pos dan Giro serta DLLAJR

 Tujuan dan Sasaran Kecamatan Weleri

Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Kecamatan Weleri adalah sebagai berikut :

1. Berjalannya pemerintahan yang mengacu pada ketentuan perundang – undangan yang berlaku dan kebijaksanaan pimpinan serta memiliki sarasan terselenggaranyatugas – tugas pemerindahan dengan baik.
Untuk mewujutkan tujuan dan sararan diatas ada beberapa indikator yang dipakai :
1. Meningkatnya etos kerja kariyawan
2. Suasana kerja yang kondusif
3. Meningkatnya kuwalitas pelayanan public
4. Sarana dan prasarana tercukupi
2. Terselenggaranya kegiatan pemerintahan umum dan pemerintahan desa dengan sasaran
1. Terwujudnya sistem pemerintahan yang mampu mendukung kegiatan serta tugas – tugas
2. Terwujudnya pemerintahan desa yang otonom
Indikator yang digunakan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran diatas :
  1. Roda pmerintahan umum dan desa berjalan lancar
  2. Pemerintahan desa yang mampu mengurus rumah tangganya sendiri
     3. Terselenggaranya program pembangunan secara optimal adapun sasaran dari progam ini adalah :
         1. Pembangunan disegala bidang
         2. Pembangunan sesuai dengan sekala prioritas
Indikator yang digunakan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran diatas :
  1. Tersedianya sarana dan prasarana pembangunan yang baik
  2. Adanya peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan program – program pembangunan.
  4. Terciptanya keamana dan ketertiban di dalam masyarakat adapun sasaran program ini adalah :
     1. Masyarakat nyaman dalam beratifitas sehari – hari
      2. Berjalannya roda pembangunan
Indikator yang digunakan dalam ewujudkan tujuan dan sasaran diatas:
1. Semakin banyak masyarakat yang merasa aman untuk kegiatan diluar rumah
2. Pembangunan berjalan dengan lancar.

Sarana dan Prasarana di Kecamatan Weleri 

Sarana dan prasarana di Kecamatan Weleri cukup memadai, baik prasarana peribadatan; pendidikan; kesehatan maupun prasarana fisik lainnya.
Tempat Ibadah
No Tempat   peribadatan Jumlah unit
1 Masjid 41 buah
2 Musholla 155 buah
3 Gereja 8 buah
7 Kuil/Pura 1 buah
Sarana Pendidikan
No Jenjang Sekolah Jumlah Sekolah Murid Guru
01 Taman Kanak Kanak 31 1.639 94
02 SD Negeri 32 5.558 327
03 Madrasah Ibtida'iyah 3 336 23
04 Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) Negeri 2 1.338 85
05 SLTP Swasta 4 1.618 81
06 Madrasah Tsanawiyah 3 389 56
07 Sekolah Lanjutan Atas ( SLTA ) Negeri 1 685 41
08 SLTA Swasta 5 2.480 147
09 Madrasah Aliyah 2 266 32

Sarana Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan Jumlah Unit
01 Dokter 16 Orang
02 Mantri Kesehatan 17 Orang
03 Bidan 20 Orang
04 Dukun Bayi 16 Orang
05 Juru Sunat 0 Orang
06 Rumah Sakit Umum (RSU ) 2 Buah
07 Puskesmas 2 Buah
08 Puskesmas Pembantu 3 buah
09 Dokter Umum 21 orang
10 Dokter Gigi 5 orang
11 Rumah bersalin 5 orang
Sarana Transportasi
NO   Jenis Transportasi Jumlah      Unit      
01 Mobil Penumpang Umum     101 buah
02 Bus 30 buah
03 Truk 91 buah
04 Mobil Pribadi da Dinas 536 buah
05 Sepeda Motor 5.123 buah
06 Becak 694 buah
07 Sepeda 3.908 buah
Sarana Jalan
No  Kondisi Jalan Panjang Jalan unit
I Jenis Permukaan             
Km

a. Aspal 38.85 KM

b. Kerikil 27.90 Km

c.  Tanah 48.80 Km




II Kondisi Jalan


a. Baik 9.50 Km

b. Sedang 104.05 Km

c. Rusak 0.00 Km




III Kelas Jalan


a. Kelas I 0.00 Km

b. Kelas II 9.20 Km

c. Kelas III 4.70 Km

d. Kelas III A 7.75 Km

e. Kelas IV 0.00 Km

f.  Kelas V 0.00 Km
Sumber: BPS Kabupaten Kendal




Sejarah Weleri


Kisah cerita rakyat legenda asal usul desa weleri yang terletak di kabupaten kendal, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat weleri sendiri ataupun dari luar daerah weleri yang sengaja mencari tahu bagaimana dan seperti apa legenda asal usul desa weleri 

dahulu kala ada seorang yang bernama Tumenggung Prawiro Setyo yg lebih dikenal dengan nama Pangeran Sambong yang merupakan petinggi kerajaan Mataram yg mengikuti pertemuan di Paseban Kemangi dalam rangka persiapan menyerang VOC di Batavia.


Pangeran Sambong tidak diperkenankan kembali ke kerajaan Mataram. Sekembalinya dari Batavia, namun ia kembali bertapa dan melanjutkan perjalanan ke barat dan menjadi masyarakat biasa (meninggalkan gelar tumenggung kerjaan mataram). Tetapi masyarakat sudah banyak yg tahu kalau Pangeran Sambong adalah salah satu tokoh penting dalam kerajaan Mataram yg ikut berperang melawan Belanda di Batavia.

tokoh lainnya yakni Bah Brontok (seorang tokoh keturunan Cina) yg mana keduanya adalah sama2 murid Tumenggung Rajekwesi (Ki Ageng Kemangi). Keduanya bertolak belakang dalam menempatkan tujuan belajar pada Ki Ageng Kemangi. Pangeran Sambong cenderung pada aliran putih sedangkan Bah Brontok lebih cenderung ke aliran hitam, disisi lain Pangeran Sambong juga melaksanakan tugas penyiaran agama islam dengan cara yg disesuaikan dengan keadaan.

Pangeran Sambong dan Bah Brontok ini klau selalu berseberangan pendapat walaupun mereka berdua adalah murid Ki Ageng Kemangi. Alkisah menyebutkan kalau suatu hari Bah Brontok melakukan adu ayam dengan Pangeran Sambong. Ayam petarung Pangeran Sambong berwarna merah penatas sedangkan ayam Bah Brontok berwarna jali. Tempat beradunya ditentukan di daerah Cakra Kembang dekat sungai Kutho atau sekarang yang biasa disebut kali kuto. Orang yg suka melihat tidak berani melihat dari dekat, tetapi dari jauh ditempat yg agak tinggi. Tempat itu sekarang dinamakan Tegalan Sedengok.

Setelah usai adu ayam, keduanya selalu memandikan ayamnya di sungai dekat Cakrakembang sekarang. Oleh masyarakat sungai itu dinamakan Kali Jenes (kotor).Bah Brontok sering melakukan kecurangan2 dalam adu ayam. Maka Pangeran Sambong juga melakukan taktik sama. Pada salah satu kaki ayam milik pangeran Sambong diberinya tutup kaki yg terbuat dari bambu, Dengan demikian warna kulit ayam itu menjadi tidak sama. Maka di Dukuh Bojengan, yg letaknya tidak jauh dari Cokrokembang itu bila ada ayam yg berwarna kulit dua kaki berbeda, diyakini bahwa ayam itu milik Pangeran Sambong

Dua tokoh itu juga punya tempat padepokan yg tidak jauh. Pangeran Sambong berada di tempat yg bernama Sambong atau hutan Sambongan (Sambongsari), sedangkan Bah Brontok tinggal di Alas Buntu Krengseng. Sekarang dikenal dengan sebutan Randu Sigunting karena pohon randu yg tumbuh bercabang seperti gunting.

Pangeran Sambong mempunyai pengikut setia, mereka adalah Bagus Wuragil dan Denowo. Sebelum Pangeran Sambong ada tokoh wanita yg sebelumnya datang di tempat itu. Mereka adalah Nyai Wungu dan Nyai Damariyah. Pertemuan Pangeran Sambong dan 2 tokoh wanita yg sebelumnya pernah bertemu di suatu tempat sebelum tinggal di daerah barunya itu ternyata membawa berkah. Tempat pertemuannya dinamakan sambung yg berarti bisa menyambung persaudaraan kembali.

Dikisahkan kalo Nyai Damariyah atau Sri Pandan adalah sosok wanita cantik yg diperebutkan oleh 2 pengikut Pangeran Sambong yakni Bagus Wuragil dan Denowo. Dalam cerita... Nyai Damariyah sebetulnya lebih condong ke Bagus Wuragil. Tapi karena keduanya adalah sama2 pengikut Pangeran Sambong maka Nyai Damariyah merasa gelisah dan memilih hidup bernyama Nyai Wungu.

Selanjutnya Nyai Damariyah dinasehati oleh Pangeran Sambong dan Nyai Wungu, kalo Nyai Damariyah ingin tenang dari perebutan dua orang yang sama2 menjadi sahabatnya, lebih baik Nyai Damariyah pergi ke tempat Ki Sidomukti yg letaknya di sebelah timur Sambongan.

Ki Ageng Sidomukti sangat prihatin karena perseteruan dua sahabat Nyai Damariyah yg memperebutkan Nyai Damariyah. Oleh Ki Sidomukti, Nyai Damariyah diperintahkan untuk mencuci beras (mesusi beras). Sebagaimana biasanya tempat mencuci beras itu dilakukan di sungai. Diberitahukan oleh Ki Sidomukti bahwa ketika Nyai Damariyah mencuci beras, maka telusurilah di mana letak berhentinya air cucian beras itu. Di tempat berakhirnya air pesusan itulah Nyai Damariyah bisa hidup tenang dan tidak akan diganggu siapapun inilah yang menjadi cikal bakal sejarah desa weleri

Air pesusan beras itu disebut orang dengan nama "Leri". Ketika Nyai Damariyah menelusuri di mana berhentinya air leri itu, ternyata berhenti tepat di bawah dua pohon pandan yang tumbuh berdampingan, dan ada pohon Lo disekitarnya. Karenanya, di kemudian hari desa itu akhirnya dinamakan Weleri. Sedangkan nama pohon Lo pada waktu itu banyak disebut orang dengan nama pohon Cangkring. Sehingga daerah disekitar pohon Lo itu sekarang dikenal dengan nama Penyangkringan. Sedangkan Nyai Damariyah dipanggil banyak orang dengan nama Nyai Pandansari atau Sripandan. Sedangkan sungai yang menjadi tempat mesusi beras akhirnya dikenal dengan nama Kali Damar.

tentang akhir kehidupan Nyai Damariyah... ia memang lebih suka bertapa dan tempat yg dipilihnya adalah di bawah pohon pandan. Konon Nyai Damariyah yg suka bertapa itu menjadi tokoh sakti pilih tanding. Tempat pertapaannya yg terakhir adalah di bawah pohon pandan yg terletak di tepi laut (pantai dekat hilir sungai damar/laut jawa). Dan sudah menjadi catatan khusus masyarakat Weleri bahwa desa Weleri mempunyai "danyang" seorang wanita yaitu Nyai Pandansari

sekilas dari penggalan kisah legenda asal usul desa weleri dapat kita simpulkan bahwa beberapa nama dusun dari kecamatan weleri ini diambil dari beberapa tokoh diatas

Kopdar HBH Donk Depeggy 2011


Weleri sangat lekat dengan sebutan d'peggy, dimana di weleri terdapat berbagai macam komunitas ada di kota yang satu ini, tak hanya komunitas nyata saja namun kini komunitas online pun banyak terdapat di kota weleri saat ini.

Salah satu komunitas yang lagi heboh di weleri saat ini adalah weleri neni , neni disini artinya sangat. dimana menggambarkan atau simbol anggota didalamnya sangat mencintai weleri dan menjunjung tinggi norma-norma yang ada atau adat yang ada di weleri

Dimana acara ini adalah salah satu bentuk upaya agar sesama penduduk masyarakat weleri saling menjalin tali silaturahmi, tanpa terkecuali dan tanpa terbatasi oleh usia, suku, bahkan jabatan sekalipun.  dan dalam waktu dekat ini para donk depeggy akan menggelar acara yang bertajuk Kopdar HBH Donk Depeggy 2011
untuk tiket atau reservasi silahkan tulis di wall weleri neni di http://www.facebook.com/groups/welerineniii/